Gastronomi molekuler (
molecular gastronomy) adalah studi ilmiah mengenai
gastronomi atau lebih lengkapnya adalah cabang ilmu yang mempelajari transformasi fisiokimiawi dari
bahan pangan selama proses memasak dan fenomena sensori saat mereka dikonsumsi.
[1] Ilmu ini dicirikan dengan penggunaan
metode ilmiah
untuk memahami dan mengendalikan perubahan molekuler, fisiokimiawi, dan
struktural yang terjadi pada makanan pada tahap pembuatan dan
konsumsi.
[1] Kata "molekuler" dalam Gastronomi molekuler mengacu pada ilmu
biologi molekuler yang meninjau bahan-bahan masakan sampai tahap molekul.
[2] Lalu, metode ilmiah yang digunakan meliputi pengamatan mendalam, pembuatan dan pengujian
hipotesis, ekperimen terkontrol, objektivitas sains, dan reproduksibilitas eksperimen
[2]. Perlu diperhatikan bahwa gastronomi molekuler tidak sama dengan tipe atau gaya memasak.
[3]
Istilah lain yand dipakai untuk merujuk kepada gastronomi molekuler adalah
avant-garde cuisine di mana
avant-garde berasal dari kata
advance guard yang secara
harafiah berarti barisan terdepan dari suatu tentara yang menuju ke medan perang.
[4]
Istilah tersebut digunakan untuk mendeskripsikan disiplin ilmu yang
telah melewati batasan-batasan yang dianggap normal, misalnya karena
penemuan teknik baru atau penggunaan lain dari teknik yang sudah ada.
[4]
Salah satu penemu gastronomi molekuler, Hervé This
Sejarah
Penggunaan metode sains untuk memahami sifat-sifat makanan mulai dipertimbangkan manfaatnya pada abad 18 (1783) oleh
Lavoisier dan setengah abad kemudian oleh
Brillat-Savarin pada tulisannya yang berjudul "
Physiology of Taste" (1852).
[3] Ilmuwan lain yang menekankan hubungan antara gastronomi dan sains adalah Nicholas Kurti, fisikawan temperatur rendah dari
Universitas Oxford,
Inggris.
[3] Pada tahun 1969, Kurti mengadakan presentasi berjudul "The Physicist in the Kitchen" yang direkam oleh BBC.
[3]
Kemudian pada tahun 1992 diadakan simposium pertama mengenai ilmu
gastronomi yang diberi judul "physical and molecular gastronomy" di
Erice, Italia, dengan keterlibatan Elisabeth Thomas, Nicholas Kurti,
Hervé This, dan Harold McGee.
[3] Simposium ini dimaksudkan untuk menyatukan para
ilmuwan dan
koki dan diadakan tiap dua tahun sekali hingga tahun 2005.
[3]
Terminologi
Dalam hal terminologi seringkali terjadi kerancuan antara gastronomi molekuler, memasak, ilmu memasak, dan kulinologi®.
[5]
Memasak adalah teknik (atau kadang-kadang seni) yang tujuannya adalah
untuk membuat makanan yang tempatnya adalah di rumah atau dapur
restoran.
[5] Untuk bisa memasak lebih dibutuhkan keahlian untuk memilih bumbu misalnya, daripada ilmu
kimia atau
fisika.
[5] Sebaliknya, gastronomi molekuler adalah sains, terutama fisika dan kimia, yang dilakukan di dalam
laboratorium.
[5] Sains menggunakan metode eksperimen di mana teori dihasilkan setelah mempelajari
fenomena-fenomena yang terjadi secara kuantitatif dan menyanggah model yang ada dengan membuat prediksi teoretis dan kemudin melakukan
eksperimen pengujian.
[5] Intinya, tujuan utama
sains adalah menemukan mekanisme suatu fenomena dan tidak berhubungan dengan tujuan membuat makanan.
[5] Kulinologi® adalah campuran antara disiplin ilmu makanan dan seni kuliner.
[5] Selain itu kulinologi® adalah istilah yang sudah dilindungi secara
hak cipta sementara gastronomi molekuler tidak dilindungi oleh
hak cipta.
[5]
Ruang Lingkup
Awalnya, gastronomi molekuler melingkupi pembuatan resep, pengujian
resep turun-temurun, menemukan makanan baru, dan memperkenalkan alat,
metode, dan bahan baru yang dapat digunakan untuk menghasilkan makanan.
[6]
Namun pada akhirnya, sekitar tahun 2003, ruang lingkup gastronomi
molekuler diperjelas dengan menyisihkan aplikasi teknologi dari padanya
dan memperjelasnya dengan dasar pemikiran: resep makanan terdiri dari
dua bagian utama yaitu definisi makanan (
definition of the dish) dan presisi
kuliner (
culinary precision).
[6] Oleh karenanya, gastronomi molekuler mencakup pemodelan definisi makanan serta eksplorasi dari presisi kuliner.
[6] Untuk mempelajari keduanya, diperlukan pengetahuan dalam bidang
fisika dan
kimia bahan pangan sehingga kedua cabang ilmu tersebut termasuk dalam ruang lingkup gastronomi molekuler.
[7]
Definisi Makanan
Untuk mendefinisikan makanan, diperlukan suatu model yang dapat dijadikan acuan bagi semua jenis makanan.
[6] Pertama-tama perlu diketahui ada tiga fase yang dimiliki suatu
zat atau
senyawa pada umumnya, yaitu gas, padatan, dan cairan.
[6] Makanan dianggap sebagai
sistem dispersi golongan
koloid-satu fase (
gas,
minyak, tetesan air, atau partikel padat) yang terdispersi ke dalam fase kontinyu yang berbeda.
[6] Emulsi,
gel,
busa dan
suspensi adalah
koloid yang umum ditemui pada dunia makanan.
[6] Contohnya adalah
susu yang adalah
emulsi minyak di dalam air, sama seperti halnya dengan
mayones.
[6] Namun pada umumnya makanan bersifat lebih kompleks seperti
es krim contohnya.
[6] Definisi dari es krim adalah gas yang terdispersi di dalam medium terkondensasi yang mengandung kristal
es, agregrat
protein, kristal
sukrosa, dan
lemak.
[6]
Untuk menghindari penamaan yang terlalu kompleks, maka digunakan
huruf dan operator untuk menyatakannya yang dikenal sebagai "sistem
formalisme untuk sistem dispersi kompleks" ('formalism for complex
disperse systems'/ CDS) yang ditemukan oleh
Antoine-Laurent de Lavoisier pada 1791.
[6]
Sistem ini menggunakan huruf berupa "G" untuk gas, "O" untuk minyak
(oil), "W" untuk air (water), dan "S1,S2,S3…" untuk padatan (solid)
berjenis apapun dengan operator seperti:/(terdispersi ke dalam) +
(terecampur ke dalam), dan sebagainya.
[6].Sebagai
contohnya proses pembuihan krim dapat dinyatakan
sebagai:O/W+G-->(G+O)/W. Formalisme ini mempermudah deskripsi sistem
yang terlalu sulit untuk dibayangkan dan membuat proses menjadi umum.
[6] Sebagai contoh, proses O/W+G-->(G+O)/W dapat digunakan untuk membuat coklat
Chantilly ataupun 'foie gras Chantilly'.
[6]
Fisika dan Kimia Makanan
Kebanyakan hal yang terjadi selama proses memasak dapat digambarkan dengan baik oleh ilmu kimia.
[7] Proses-proses yang membuat
atom-atom
(atau molekul) yang berbeda menjadi satu molekul baru atau sebaliknya
secara umum disebut reaksi kimia yang contohnya sebagai berikut:
terciptanya rasa daging/
gurih pada saat pemanasan dan karamelisasi oleh reaksi kimia kompleks yang disebut
reaksi Maillard, telur yang mengeras saat direbus karena reaksi kimia pada molekul-molekul
protein di dalam
telur, dan makanan yang menempel pada panci saat memasak karena protein bereaksi secara kimiawi dengan logam pada suhu tinggi.
[7] Terjadinya
reaksi kimiawi
di atas tidak terlepas dari proses fisika seperti proses pemanasan
sehingga keduanya dapat dijadikan panduan dalam gastronomi molekuler.
[7]
Proses pembuatan telur rebus adalah salah satu contoh sederhana untuk
membahas pembuatan makanan dari proses fisika dan kimia. Sewaktu telur
direbus, protein telur akan mengalami
denaturasi pada saat suhu melebihi 40
0C (kebanyakan protein terdenaturasi pada suhu sekitar 40
0C) dan mereka akan mulai bereaksi bersama untuk "memasak" telur tersebut saat suhu melebihi 75
0C.
[7]
Waktu protein dipanaskan pada suhu yang tinggi, mereka akan mengalami
reaksi kimia yang menyebabkan mereka terputus atau tergabung menjadi
molekul yang lebih besar.
[7] Protein telur yang cair akan berubah menjadi padat karena
molekul-molekul protein yang terputus akan aktif bergerak (karena energi panas) melilit satu sama lain.
[7] Lilitan protein-protein tersebut yang membentuk struktur telur yang padat.
[7]
Manfaat
Cara memasak secara tradisional belum tentu memilki jaminan kesehatan atau cara pembuatan yang rasional.
[2]
Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan gastronomi molekuler sehingga
pengetahuan akan pembuatan makanan tradisional tersebut dapat dipelajari
dan dikembangkan menjadi lebih sehat ataupun menarik.
[2]
Bagi para koki atau juru masak, pengetahuan akan gastronomi molekuler
membuat mereka dapat mengeksplorasi lebih jauh dunia kuliner secara
ilmiah yang nantinya dapat diterapkan salah satunya sebagai seni memasak
molekuler.
[2]
Akibatnya teknologi ataupun hidangan baru yang menarik dapat tercipta.
Sementara bagi para konsumen diharapkan mendapat kejutan dan kepuasan
akan makanan yang sehat, lezat, dan menarik .
[2]
Seni Memasak Molekuler
Beberapa tahun ini, tren kuliner "seni memasak molekuler" (
molecular cooking) dianggap sebagai perkembangan paling menarik di dunia kuliner.
[2] Pada koki menggunakannya sebagai cara baru untuk menyajikan makanan kepada para pelanggan, contohnya adalah
kaviar palsu yang terbuat dari
natrium alginat dengan
kalsium klorida (CaCl
2).
[4] Natrium alginat, yang berasal dari
rumput laut, dan CaCl
2 berperan sebagai membran buatan yang melapisi suatu bahan sehingga dapat dibentuk menjadi bola.
[4] Selain itu terdapat pula es krim instan menggunakan nitrogen cair.
[2][1]
Pasta dari ravioli dan kaviar yang dilapisi membran alginat dicampur dengan cantaloupe dan mangga
|
Pembuatan es krim menggunakan nitrogen cair
|
Es krim dari nitrogen cair
|
Selain contoh-contoh tersebut, masih banyak lagi hidangan lainnya
yang menggunakan prinsip molekuler seperti Parmesan spaghetti yang
adalah spaghetti agar-agar dengan
parmesan dan Frappuccino dengan
karagenan.
[2]